Pages

Wednesday, March 28, 2012

ASESA 2

Aku dan Asesa semakin dekat karena Tamia. Iyah benar, Tamia membuat pertalianku dengan Asesa semakin merekat. Kesenangan muncul ketika realitiku dihadapkan dengan sesosok Asesa. Terkadang semuanya pecah seperti kaca jendela yang dilempar batu, prang, begitu bunyinya. Karena aku tau, Asesa butuh aku untuk menyambung komunikasi dengan Tamia. Sungguh ! Aku layaknya seoonggok biro jodoh. Hey you, aku yang perlu biro jodoh itu untuk mentafsirkan hati ini. Apa benar eses ku tertarik dengan Asesa atau hanya perasaan kagum karena Asesa begitu menyenangkan. Oh, Asesa :) .

Asesa terus berada di sampingku, meringkuk tunduk, semua itu benar-benar karena Tamia. Dia ingin mendapatkan deskripsi penuh mengenai Tamia, cerita pendek bahkan novel hidup Tamia. Semuanya tentang Tamia. Okeh, aku kembali gelisah. Tapi aku menyetarakan kembali otak dan hatiku agar tidak ada ketimpangan yang membuat kedekatan ini merenggang. Walau hanya sebagai alat. Alat komunikasi Asesa dengan Tamia.

Asesa begitu mengharapkan Tamia. Asesa bercerita padaku, dia pun tidak mengetahui mengapa esesnya tertarik pada Tamia. Tapi yang jelas, Asesa memiliki bunga dalam hati untuk nantinya diberikan pada Tamia. Tamia masih sama. sama seperti dulu. Belum selesai juga dengan halaman-halaman buku berdebunya. Yang usang, yang rusak bukan lagi harus dikenang. Sudah sepantasnya dikubur karena itu merusak mental Tamia yang seharusnya tidak menciut, mengkerut.

Aku tidak bergeming masih terus menelurusuri eses, dan Asesa :)

0 komentar:

Post a Comment

semakin dikorek semakin hot