Aku terjebak dalam dunia SMA ku. Entah mengapa.
Bukan karena masa SMA ku tidak indah. Aku siswa yang sangat ceria, sebutkan
namaku pasti semua orang tahu, aku terkenal, aku disukai guru-guru, ibu kantin
bahkan penjaga sekolah, semua orang suka berbicara denganku. Begitu pula dengan
teman, teman seangkatanku selalu tertawa mendengar leluconku, adek kelasku juga
begitu, mereka bilang, aku lucu, ramah dan punya berbagai cara mengaplikasikan
kebahagiaan. Lagi-lagi entah mengapa, aku terjebak dalam kotak yang seharusnya
telah aku lewati.
3 Years Ago …
Di lapangan ini, aku selalu menatapnya. Derap langkahnya
saat mendribble bola, peluh keringatnya yang menetes, tatapannya menuju ke ring
selalu ku anggap luar biasa. Padahal kata temanku, yang membuat dia berbeda
adalah wajahnya, wajahnya yang begitu mempesona sampai sekolah bahkan Indonesia
mengaguminya. Iyah, dia Desta Anugerah. Tidak diragukan lagi. Aktingnya yang
memukau ditambah wajahnya yang membuat histeris kaum hawa menjadikannya aktor pendatang
baru terfavorite. Tapi, aku menyukainya bukan karena dia artis, bukan karena
dia mampu mengubah mimik wajah saat beradegan di sinetron, melainkan karena
attitudenya di tengah lapangan. Aku suka saat dia menjaga bola dari lawan
sepertinya dia bertanggung jawab layaknya pria yang menjaga perempuannya. Semua
pemain basket melakukan itu ? iyah aku tahu. Tapi berbeda dengannya. Sudahlah,
aku tahu kalian tidak mengerti karena kalian terkesima hanya dengan embel-embel
keartisannya.
Perlu ku tekankan, aku Medina Sarasti, terkenal
bukanlah karena aku cantik, bertubuh semampai dan berkulit putih. Aku dikenal
berkat video gilaku bersama sahabatku yang tersebar di youtube. Aku dikenal
karena aku lucu, yah begitulah. Aku hanya perempuan keturunan jawa berkulit kuning
langsat dengan tinggi yang pas-pas an, istilah yang diambil dari public ‘indonesia
banget mukanya’. Desta mengenaliku, sebatas dia tahu wajah dan namaku saja
tidak lebih seperti dia mengenal Nalia Ivanka, siswi tercantik di sekolahku,
udahlah yah nggak perlu dideskripsikan dia siapa. Karena mengenal dia lebih
jauh hanya membuat perempuan-perempuan BIASA ingin menceburkan wajahnya ke closet
kemudian menekan tombol flashnya berharap setelah mengangkatnya, wajah dan
kehidupan bisa berubah. Tapi ini penting di ceritakan supaya kalian tidak
berharap banyak dengan Desta seperti aku. Nalia adalah mantan pacar Desta.
Sekian !
Pagi itu, hari senin, sebelum upacara
pengibaran bendera berlangsung, aku dipanggil ke kantor kepala sekolah. Ada apa
ini ? ternyata gladi resik dadakan menerima bunga dan penghargaan sebagai juara
umum. Fuih, aku pikir apa. What ?! juara umum ? ini nggak salah ? ku konfirmasi
ulang ke Pak Sutoyo, kepala sekolah, dan benar aku juara umum. Ada Desta ? dia
juga juara umum ? bukaaaaaaaaan. Dia yang nanti menjadi pengiring Pak Sutoyo
mengantar bunga dan sertifikat penghargaan. What a great moment :).
Dia mengajak ku berbincang. Ini tidak pernah
terjadi. Aku selalu tidak mau berurusan dengannya. Karena aku ini sangat bodoh,
bodoh dalam hal menyembunyikan perasaan. Sekarang saja aku sedang memikirkan seperti
apa sikapku di depannya ? apa belahan rambutku sudah sempurna ? apa dia suka
dengan wangi parfumku ? apa dia tau aku ini apa ? aaaaaaa, cepat jawab, des. Mulai
melebay.
Sekolahku mengadakan camping. Haduuuuuuh untuk
apa sih ? kita ini sudah SMA, ga jaman tau, kayak anak SD banget L. Sepanjang kegiatan, aku hanya puas
clingak-clinguk membiarkan diriku dipimpin tim regu, aku ga ngerti dan
sesungguhnya ga mau ngerti. Aku malah kepisah dari regu yaudah aku meneduh di
bawah pohon, ngelamun, jadi teringat kata-kata sahabatku amel, Sasa kamu mau
nunggu jodoh sampe kapan ? umur kamu udah 16 tahun tapi sekalipun belum pernah
pacaran. Iyah sih. Aku juga ga ngerti kenapa, aku terlalu takut memulainya. Lagian
emang ga ada apa yah pria yang berinisiatif datang ke aku ?. Desta
mendatangiku. Bukan datang untuk memulai hubungan denganku. Dia hanya datang
untuk meneduh dan duduk disampingku. Bukan mendampingiku. Aaaaa aku ga ngerti,
aku juga ga mau jawab. Aku tidak bergeming, pura-pura menatapi daun-daun kering
yang jatuh di tanah. Dia malah memandangiku. Aku kikuk. Dia tidak berhenti
memperhatikanku. Aku lari menuju kemah. Takut kebodohanku terpublish.
Sore itu saat aku mau jalan-jalan cari angin,
Desta menghampiriku. Aku lari. Dia terus mengejarku. Capek, akhirnya aku
berhenti, Desta di belakangku.
“jangan
lari lagi, sa”
“kamu
ngapain ngejar aku ?” dia melangkah “stop !”
“okeh aku berhenti.
Kamu ngapain lari ?
“ditanya
kok malah nanya balik”
Aku cuma mau
nyampein sesuatu”
“apa ?”
“aku suka
sama kamu”
“hah ?”
“aku tahu
kamu sering banget perhatiin aku, suka candid aku, ngumpulin foto aku dari
majalah”
“hah ?!”
“aku suka
cara kamu memperhatikan aku makanya aku minta latihan dan pertandingan diadain
di lapangan sekolah biar kamu bisa liat aku”
“gua sama
kayak fans lu yang lain. Salah kalo lu anggep gua beda” aku mendatar. Mau nangis
karena bayangan aku, ucapan dia barusan cuma trik supaya aku percaya kalo dia
suka sama aku padahal ini semua adalah cara biar dia menang taruhan. Dia melangkah
menuju aku tapi ternyata yang dia injak itu lumpur hidup.
“Desta !”
pekik ku histeris. “jangan gerak semakin kamu gerak semakin lumpur itu narik
kamu. Tarik ini” aku menyodorkan ranting yang lumayan besar. Dia menyambutnya.
“tetep ga
bisa”
“bentar aku
cari bantuan dulu”
“ga perlu. Itu
cuma buang-buang waktu jawabannya apa ?”
“iyah iyah,
des” aku menangis terisak. “kamu harus ditolong, des”
“kamu tau
kenapa aku suka kamu ?”
“Desta, itu
ga penting”
“jelas itu
penting. Aku suka sama kamu”
“kamu harus
ditolong” aku terduduk menunduk.
“aku suka
cara kamu mendesripsikan sosok yang kamu tulis di blog kamu, menceritakan kekaguman
kamu ke sosok itu, membeli hadiah ulang tahun untuk sosok itu tapi takut
memberikannya. Sosok itu aku kan ?”
“Desta”
“kamu tau
siapa yang add pin kamu dan suka bbmin kamu dengan nama Anugrah ? apa kamu tau
aku suka stalking timeline twitter kamu ?”
“……”
“aku suka
kamu, tapi kamu ga pernah tau kan”
“itu ketarik
makin dalem. Kalo kamu suka sama aku, kenapa kamu ga mau ditolong, bertahan
buat aku ?”
“karena aku
ga mau nantinya kamu disalahin semua orang. Cukup temenin aku aja”
“aku ga tau
harus ngomong apa”
“jangan
pernah ceritain kejadian ini kesiapa pun”
“Desta,
Destaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa. Aku bakal nyesel seumur
hidup” Aku ga tau harus ngapain, posisiku masih sama seperti tadi. Baru saja aku
ngeliat pria yang nyatain cinta ke aku mati ketarik lumpur hidup dan aku cuma diem
aja.
Aku nggak pernah cerita kejadian itu. Ini sudah
berlangsung 3 tahun. Nggak ada satupun orang yang tau kemana perginya Desta kecuali
aku. Aku. Mungkin ini sebabnya kenapa aku terjebak di dunia SMA. Aku masih
rindu Desta. Cuma lapangan ini yang bisa membawaku kembali menatap Desta.
ini nyata atau fiksi sih?
ReplyDeletemudah-mudahan fiksi, aku nggak sanggup bayangin kejadian nyatanya...
itu fiksi, sayang.
Deletebakal ngerasa bersalah banget pasti :)